Martin1 April 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki peran penting tidak hanya dalam memonitor dan mengolah data terkait gempa bumi, cuaca, dan iklim, tetapi juga dalam menghasilkan produk informasi yang harus dapat disebarluaskan dengan efektif. Diseminasi informasi, terutama yang berkaitan dengan gempa bumi, sangat penting untuk memastikan bahwa informasi tersebut sampai dengan cepat, tepat, dan akurat. Dengan adanya informasi yang dapat diandalkan, para stakeholder dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mitigasi bencana gempa bumi.
Salah satu peralatan yang digunakan BMKG untuk menyebarkan informasi mengenai gempa bumi dan tsunami adalah Warning Receiver System (WRS). Sistem ini digunakan untuk mengirimkan informasi secara langsung kepada lembaga-lembaga perantara, seperti pemerintah daerah (baik provinsi maupun kabupaten), Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), media massa (termasuk stasiun televisi dan radio), serta pihak swasta, guna memastikan penyebaran informasi yang cepat dan tepat kepada masyarakat yang membutuhkan.
WRS dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu WRS Server dan WRS Client. WRS Server adalah sistem aplikasi berbasis komputer yang digunakan oleh BMKG untuk mengirimkan informasi terkait gempa bumi, peringatan tsunami, serta informasi lainnya kepada WRS Client yang terpasang di lembaga-lembaga perantara. Di sisi lain, WRS Client merupakan sistem aplikasi komputer yang berfungsi untuk menerima informasi yang dikirimkan oleh WRS Server yang terpasang di BMKG Pusat, Jakarta. Dengan demikian, WRS Client memungkinkan informasi yang diperoleh dari BMKG dapat disampaikan kepada lembaga perantara melalui aplikasi WRS. WRS menggunakan dua jenis sistem komunikasi untuk mentransfer informasi dari WRS Server ke WRS Client, yaitu Internet/VSAT dan Digital Video Broadcasting (DVB). Dalam konteks WRS, komunikasi Internet/VSAT merujuk pada jenis komunikasi IP to IP yang bersifat dua arah, dimana WRS Server dapat mengakses WRS Client dan sebaliknya. Sementara itu, komunikasi DVB merupakan sistem komunikasi satu arah, dimana WRS Server dapat menjangkau WRS Client, namun sebaliknya WRS Client tidak dapat mengakses WRS Server.
Gambar 1. Hubungan antar lembaga dalam diseminasi via WRS
WRS Server di BMKG bertugas untuk mengirimkan informasi terkait gempa bumi kepada WRS Client. Informasi yang diterima oleh WRS Client akan ditampilkan berdasarkan magnitudo dan kedalaman gempa. Selain itu, apabila informasi yang diterima menunjukkan bahwa gempa bumi yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami, WRS Client juga akan menampilkan peringatan dini mengenai tsunami tersebut.
Gambar 2. Tampilan WRS
Gambar 3. Tampilan Peringatan Tsunami pada WRS
Stasiun Geofisika Denpasar telah menjalin kerjasama dengan 16 lembaga perantara yang berada di Provinsi Bali. Adapun lembaga-lembaga perantara yang telah terpasang WRS Client di Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. BPBD Callcenter Pemkot Denpasar, Bali
2. BPBD Buleleng
3. BPBD Karangasem
4. BPBD Jembrana
5. BPBD Gianyar
6. SAR Denpasar
7. BPBD Badung
8. BPBD Tabanan
9. BPBD Bangli
10. BPBD Klungkung
11. Pusdalops BPBD Provinsi Bali
12. RRI Bali
13. ITDC Nusa Dua
14. Pelabuhan Benoa
15. Kodam IX Udayana
16. SAR Jembrana
WRS sebagai salah satu media diseminasi informasi bencana yang modern, harus diimbangi dengan partisipasi aktif masyarakat dan kolaborasi yang erat dengan lembaga-lembaga terkait. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan sistem mitigasi bencana secara menyeluruh. Melalui proses edukasi yang berkelanjutan, mitigasi bencana dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, sehingga dapat mengurangi kerugian jiwa dan materiil. Oleh karena itu, mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada penggunaan peralatan teknologi modern seperti WRS, tetapi juga membutuhkan kesiapsiagaan yang tinggi dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.
Sumber:
Karyono, Nurpujiono, et al. Warning Receiver System (WRS) dalam Penyebaran Peringatan Dini Tsunami di tingkat Daerah di Indonesia. Jakarta: GIZ-IS PROTECTS, 2012.