Seismometer

Arindea20 Februari 2025


Seismometer berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Seismos yang artinya gempa bumi dan metero yang artinya mengukur. Seismometer merupakan alat untuk mengukur gerakan/getaran tanah akibat gempa bumi. Getaran yang dapat dideteksi mencakup Gerakan vertical, horizontal dan lateral (up and down), utara dan selatan serta timur dan barat. Saat terjadi getaran, seismometer akan merespon dengan pergarakan relative dari sistem pendulum.

Terdapat total 506 Seimometer yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, berikut ini adalah sebaran seismometer di seluruh Indonesia:

13 diantaranya menjadi tanggung jawab Stasiun Geofisika Denpasar dan berada di Provinsi Bali. Sebaran lokasi seismometernya adalah sebagai berikut:

  • 4 lokasi di Kabupaten Buleleng (Gerokgak, Seririt, Air Sanih dan Tejakula)
  • 2 lokasi di Kabupaten Badung (Ingas dan Abiansemal)
  • 2 lokasi di Kabupaten Karangasem (Manggis dan Kahang-Kahang)
  • 1 lokasi di Kabupaten Jembrana (Negara)
  • 1 lokasi di Kabupaten Bangli (Kintamani)
  • 1 lokasi di Kabupaten Klungkung (Nusa Penida)
  • 1 lokasi di Kabupaten Tabanan (Rangdo)
  • 1 lokasi di Kota Denpasar (Denpasar Barat)

  • Berikut ini adalah peta sebaran lokasi seismometer yang berada di Bali:


    Berikut ini merupakan contoh beberapa seismometer:


    Seismometer akan menghasilkan seismogram (hasil catatan dari seismometer) , berikut ini merupakan contoh seismogram


    Komponen peralatan Seismometer terdiri dari sensor, amplifier sebagai penguat sinyal, Analog to Digital Converter (ADC) atau Digitizer yang berfungsi untuk merubah sinyal analog yang berupa tengan listrik menjadi sinyal digital, Tyme System yang berfungsi sebagai penyedaia informasi waktu pencatata sinyal, recorder untuk penyimpanan sinyal serta power supply sebagai sumber listrik.

    Sedangkan untuk topologi Sistem Peralatan Seismometer terdiri dari Sistem Akuisisi Data (Sensor Seismometer dan Digitizer), kemudian ada Sistem Power (Panel Surya, Solar Controler dan Baterai) serta Sistem Komunikasi (Antena VSAT, Modem VSAT dan Modem GSM).

    Jika ditampilkan pada gambar, maka kurang lebih topologinya seperti ini:


    Seismometer bekerja dengan mendeteksi getaran yang terjadi di permukaan bumi. Ketika terjadi peristiwa seperti gempa bumi, gelombang seismik yang dihasilkan (seperti gelombang P dan S) akan merambat melalui bumi dan sampai ke permukaan. Seismometer akan mendeteksi pergerakan tanah akibat gelombang seismik ini. Alat ini memiliki sensor yang sangat sensitif yang merespon perubahan posisi atau getaran yang terjadi. Sinyal yang terdeteksi oleh seismometer diubah menjadi data digital yang kemudian direkam dalam bentuk grafik atau kurva yang disebut dengan seismogram. Seismogram ini menunjukkan waktu dan amplitudo getaran yang terjadi pada berbagai titik dalam gelombang seismik. Gelombang P akan tercatat lebih awal karena kecepatan gelombangnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan gelombang S.

    Setelah perekaman sinyal selesai, data seismik akan dikirim melalui saluran komunikasi (biasanya menggunakan internet atau jaringan satelit) ke pusat data BMKG di Jakarta. Proses transmisi data ini dilakukan secara real-time agar informasi tentang gempa bumi dapat segera diproses dan disebarkan ke publik.

    BMKG menggunakan perangkat lunak untuk memproses data seismik yang diterima. Langkah pertama adalah mengidentifikasi gempa berdasarkan waktu kedatangan gelombang P dan S. Data ini digunakan untuk menghitung lokasi (episenter), kedalaman gempa, serta magnitude atau kekuatan gempa.



    Peta Gempa Terkini Wilayah Bali
    informasi gempa bumi region 3