BMKG Denpasar melaksanakan SLG di wilayah Kusamba
Klungkung, 20-21 Juni 2024
Wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempabumi dan tsunami. Berdasarkan catatan historis
tsunami, wilayah Kusamba sudah empat kali diterjang tsunami. Kejadian diawali dari tsunami tahun 1815 dan 1917
yang dikenal sebagai Gejer Bali I dan II dimana menimbulkan banyak korban jiwa. Selanjutnya tahun 1977 merupakan
tsunami kiriman dari Selatan Sumbawa. Selain itu, tsunami Banyuwangi tahun 1994 disebabkan oleh megathrust
Selatan Banyuwangi. Kusamba terdiri dari 2 Desa yaitu Desa Kusamba dan Kampung Kusamba, Dimana kedua desa
berbatasan dengan selat Badung di bagian Selatan yang menghadap langsung segmen megathrust yang berpotensi
menimbulkan gempabumi dengan magnitude maksimum 8,5 dan menimbulkan tsunami dengan ketinggian maksimum 8 meter
di pesisir Kusamba. Lokasi yang berhadapan dengan sumber pembangkit gempabumi di bagian Selatan, padatnya
penduduk di wilayah pesisir, topografi yang landai, dan aktivitas tiga pelabuhan, pemindangan ikan, masyarakat
nelayan, wisata religi, pertanian garam, dan aktivitas pabrik di pesisir meningkatkan kerawanan wilayah Kusamba
terhadap bencana tsunami.
Pada tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyasar Desa Kusamba, Kecamatan Dawan,
Klungkung, sebagai pilot project (percontohan) desa tangguh bencana. Karena, untuk di Bali, Desa Kusamba
menempati posisi ke-2 rawan bencana tsunami, setelah perairan di Badung. Pada saat itu, 30 warga Kusamba
diberikan pemahaman tentang pelatihan tanggap bencana di Kantor Perbekel Kusamba. Kegiatan pelatihan BPBD
Provinsi, BMKG, PMI, BPBD Klungkung dan sebagainya, digelar selama 8 hari sejak 4 -12 April 2016. Pembekalan
materi lebih dipusatkan di Kantor Perbekel, kemudian kegiatan pada hari terakhir 12 April 2016 digelar simulasi
tanggap bencana Tsunami di Pantai Manggalan Cedik Baru, Desa Kusamba. Pada April 2023 juga pernah dilakukan
Pembentukan Desa Siaga Bencana di Banjar Pancingan Kusamba oleh Prodi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan
(Poltekkes) Denpasar bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Klungkung menggelar
kegiatan edukasi mitigasi kebencanaan kepada warga di Banjar Pancingan Desa Kusamba Klungkung.
Hingga saat ini gempabumi belum dapat diprediksi, namun untuk tsunami dapat diperkirakan berdasarkan pemodelan
BMKG. Untuk itu, kita harus mampu melakukan mitigasi gempabumi mandiri dan memahami rantai peringatan dini
tsunami sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk meminimalisir korban.
Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengingatkan kembali pemahaman tentang tsunami di daerahnya, BMKG
mengadakan kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di wilayah Kusamba pada 20-21 Juni 2024 di
Wyndham Tamansari Jivva Resort. Adapun tema dari kegiatan SLG ini adalah “Membangun Budaya Masyarakat Tanggap
Gempabumi dan Tsunami Serta Mewujudkan Transportasi Laut yang Aman di Wilayah Kusamba”.
SLG Kusamba ini merupakan langkah awal pelaksanaan Tsunami Ready Community yang bertujuan membangun masyarakat
tanggap Tsunami dan memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai Desa yang siap menghadapi bahaya tsunami.
Wilayah Klungkung pada umumnya sudah memiliki rambu arah evakuasi yang cukup banyak dan mudah dilihat pada
persimpangan jalan. BMKG Denpasar menambahkan peta evakuasi tsunami terbaru di Pelabuhan Angkal dan Tribuana
serta memasang rambu titik kumpul di Masjid Al-Mahdi dan Bale Banjar Sangging. Selain itu, kedua desa juga telah
membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang bertujuan menciptakan masyarakat yang tangguh dalam
menghadapi berbagai ancaman kebencanaan.
Dalam rangka penguatan rantai sistem peringatan dini tsunami juga dilaksanakan gladi ruang atau table top
exercise (TTX) dengan membagi kelompok berdasarkan jenis komunitas seperti BMKG, BPBD, apparat dan stake holder,
FPRB, media, dan sekolah. TTX adalah salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan pendalaman
dan klarifikasi serta verifikasi terhadap produk perencanaan kedaruratan. Metode latihan ini menggunakan metode
diskusi yang mendalam berdasarkan skenario permasalahan yang telah dirancang oleh Tim Perancang. Skenario yang
dikembangkan adalah ancaman bencana gempa bumi dan tsunami.
SLG bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap adanya bencana tsunami. Mulai dari pemahaman ilmu
mitigasi, memahami jalur evakuasi, dan membuat titik kumpul yang aman bagi masyarakat. SLG Kusamba ini merupakan
langkah awal pelaksanaan Tsunami Ready Community yang bertujuan membangun masyarakat tanggap Tsunami dan
memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai Desa yang siap menghadapi bahaya Tsunami. Sebelumnya di Bali, Desa
Tanjung Benoa telah memperoleh pengakuan dari UNESCO pada 16 Mei 2022 dan pada Oktober 2023, Desa Pengastulan
telah memperoleh pengakuan sebagai Tsunami Ready Comunity (TRC) tingkat nasional. Pada 25-26 April 2024 Desa
Pengastulan telah diverifikasi oleh UNESCO dan diharapkan berhasil menjadi Tsunami Ready Community. Diharapkan
wilayah Kusamba dapat mengikuti jejak dari dua desa di Bali menuju Kusamba sebagai Tsunami Ready Comunity (TRC).